Harga beras di Aceh melambung tinggi hal ini di picu oleh kemarau panjang yang melanda. Bahkan sejumlah lahan pertanian yang ditanami padi terjadi gagal panen akibat ketiadaan air.oleh sebab itu harga yang melambung tinggi dapat menyulitkan Masyarakat.
Kenaikan harga pangan telah mengguncang keseimbangan ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Masyarakat terdampak merasakan beban finansial yang lebih besar, sementara penyebabnya melibatkan faktor kompleks seperti perubahan iklim, kenaikan biaya produksi, dan fluktuasi pasar global. Dampak ini tidak hanya terasa di dompet konsumen, tetapi juga berdampak pada ketahanan pangan dan stabilitas sosial di suatu negara.
Dikutip dari Kabag Ekonomi, Setdakab Bener Meriah, Mahdi Baihaq, S.Pd, Rabu (20/9/2023) mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diprediksi akan terkajadi fenomena El Nino. Munculnya fenomena ini, membuat kekhawatiran akan dampak yang ditimbulkan terhadap ketahanan pangan yakni beras. “Maka, kami melakukan koordinasi dengan lembaga terkait untuk penyetokan beras di Gudang Bulog Aceh Tengah sebagai langkah proaktif mengantisipasi jika terjadi potensi inflasi,” ujarnya.
El Nino memberikan beberapa dampak yang signifikan di Indonesia. Di antaranya kekeringan, kekurangan air bersih, gagal panen, serta kebakaran hutan dan lahan. Mengutip laman Pemerintah Kota Surakarta, dampak lain El Nino ialah anomali cuaca yang menyebabkan banjir dan badai hebat. Daerah basah bisa mengalami kekeringan dan daerah kering justru banjir.Dari sektor pertanian, pola curah hujan dan suhu bisa menyebabkan gagal panen dan kelangkaan pangan. Situasi yang demikian dapat mengancam kondisi ketahanan pangan lokal maupun secara global.
Kenaikan harga beras di Aceh disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi pertanian, kenaikan biaya produksi, atau faktor pasar global. Perlu perhatian pemerintah dan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan agar dapat mengurangi dampaknya pada masyarakat.
ekonomi dan kehidupan sehari-hari, dengan faktor kompleks seperti perubahan iklim, kenaikan biaya produksi, dan fluktuasi pasar global berperan dalam hal ini. Kabag Ekonom
Situasi harga beras yang melambung tinggi di Aceh adalah bahwa kemarau panjang yang melanda telah menyebabkan sejumlah lahan pertanian gagal panen akibat ketiadaan air. Hal ini telah mengakibatkan kenaikan harga beras yang sulit bagi masyarakat. Kenaikan harga pangan telah mengguncang keseimbangan i, Setdakab Bener Meriah, Mahdi Baihaq, S.Pd, menyatakan bahwa fenomena El Nino diprediksi akan berdampak terhadap ketahanan pangan, khususnya beras. Dampak El Nino meliputi kekeringan, kekurangan air bersih, gagal panen, serta kebakaran hutan dan lahan. Kenaikan harga beras di Aceh disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi pertanian, kenaikan biaya produksi, atau faktor pasar global. Langkah-langkah proaktif perlu diambil untuk mengantisipasi potensi inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan agar dapat mengurangi dampaknya pada masyarakat.
Saat menghadapi kemarau panjang, masyarakat dapat menerapkan tips hidup hemat, seperti hemat bahan makanan, hemat air, memanfaatkan sinar matahari sebaik mungkin, dan menanam tanaman yang dapat menghemat sumber daterdapat informasi mengenai prediksi BMKG bahwa musim kemarau 2023 di Indonesia akan lebih panjang dan kering, dengan fenomena El Nino dan IoD yang berdampak pada kekeringan, gagal panen, dan kebakaran hutan dan lahan.Dari sumber
Disebutkan bahwa kemarau panjang yang belum usai telah menyebabkan kekeringan dan kekurangan air, yang membuat petani cemas dan khawatir.Dengan demikian, situasi kemarau panjang telah memberikan dampak yang signifikan terhadap produksi pertanian, ketersediaan air, dan harga beras di Aceh, serta memerlukan langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampaknya pada masyarakat.
Penulis: Nur Soraya dan Dinda Tamara, Mahasiswi IAIN Langsa program studi Ekonomi Syariah
